LAPORAN PRAKTIKUM
AKUSTIK KELAUTAN
NAMA :
MARWANTO
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
JURUSAN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERAIRAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2011
1.PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hidroakustik merupakan suatu teknologi yang digunakanuntuk pendeteksian bawah air dengan menggunakan perangkat akustik. Teknologi ini memanfaatkan perambatan suara ataubunyi untuk melakukan pendeteksian. Keunggulan komparatif metode akustik antara lain:berkecepatan tinggi (great speed ),sehingga sering disebut “quick assesment method ”,memungkinkan memperoleh dan memproses data secara realtime , akurasi dan ketepatan (accuracy and precision), dilakukandengan jarak jauh ( remote sensing) tanpa perlu adanya kontaklangsung dengan objek. Teknologi Hidroakustik dapatdimanfaatkan untuk mengetahui sebaran ikan yang ada diperairan baik dekat permukaan ( surface), kolom perairan( pelagic ), maupun dekat dasar (bottom ).
Teknologi akustik merupakan salah satu metode yangsangat efektif dan berguna untuk eksplorasi dasar laut.Pengambilan data dasar perairan seringkali memiliki kendala,misalnya dengan metode grab , yang hanya dapat digunakanpada wilayah kedalaman yang terbatas dengan waktu yang tidaksingkat. Dengan menggunakan metode hidroakustik,pengambilan data atau informasi tentang dasar perairan menjadilebih mudah. Dengan metode ini kita dapat mengetahui tipedasar dari suatu perairan dengan menggunakan nilai Backscattering volume dasar perairan/substrat.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk memberi pengetahuan kepada mahasiswa berbagai macam alat akustik dan cara penggunaan alat akustik itu sendiri.
Sedangkan manfaat yang diperoleh dari praktikum ini diharapkan praktikan dapat mengetahui berbagai fungsi Akustik dan menggunakan alat akustik dengan baik.
2. TINJAUAN PUSTAKA.
Metode akustik adalah teori tentang gelombang suara danperambatannya di suatu medium dalam hal ini mediumnyaadalah air. Akustik kelautan merupakan proses pembentukangelombang (pulsa) suara dan sifat-sifat perambatannya sertaproses-proses selanjutnya yang dibatasi oleh air laut (Burczynski,1982). Prinsip kerja metode hidroakustik (MacLennan danSimmonds, 1992) Instrumen akustik perikanan yang disebut echosounder merupakan instrumen yang memancarkan dan membangkitkangelombang suara pada frekuensi tertentu ke kolom perairan.Gelombang suara tersebut melintasi air hingga membenturobyek baik di kolom air maupun dasar laut kemudian gelombang suara tersebut dipantulkan kembali untuk diterima oleh echosounder (FAO, 1984).
Pendugaan survei akustik terhadap sekelompok ikan,biasanya didasarkan pada asumsi mengenai intensitas nilai total echo dari sekelompok target sama ke perhitungan aritmatik padakontribusi echo dari ikan tunggal (Johannesson dan Mitson,1983).
Metode akustik yang digunakan untuk memperoleh datakelimpahan ikan dapat menggunakan metode dasar berupa echocounting dan echo integration. Echo counting dapat menghitungdensitas ikan pada saat volume yang disampling rendah, dimananilai echo dari ikan tunggal dapat dengan mudah dipisahkan dandihitung satu persatu. Metode echo counting jarang digunakandalam menduga kelimpahan ikan yang bergerombol. Hal inidisebabkan karena densitas ikan tidak homogen dan padaumumnya tinggi, sehingga akan menyebabkan terjadinya overlap dari echo ikan. Echo dari ikan yang berada di dasarperairan memiliki sinyal yang lebih kuat dibandingkan denganikan yang berada di seabed (MacLennan dan Simmonds, 1992)
Pada metode echo integrator dapat diketahui jumlahkumpulan ikan dan volume sampel yang relevan denganikan. Kelimpahan total dapat diperkirakan dari densitas rata -rata dikalikan dengan volume air di daerah tertentu (MacLennan et al ., 2002). Masing – masing individu target merupakansumber dari reflected sound wave , jadi output dari integrasi akanproporsional dengan kuantitas ikan dalam kelompok. Kelimpahanikan yag bergerombol dapat dihitung dengan menggunakan echo integrator, dimana total biomassa dari ikan tunggal danganda dapat dipisahkan, sehingga kemungkinan terjadinya overlap akan semakin rendah. Pada dasarnya echo integrator berguna untuk mengubah energi total dari echo ikan menjadidensitas ikan dalam ikan/m3 atau kg/m3 (MacLennan danSimmonds, 1992).
Treshold (ambang batas) merupakan limit sinyal level ataunilai yang membatasi suatu sinyal input yang akan diproses,sehingga sinyal lain yang diluar dari limit tersebut akandihilangkan. Salah satu fungsi treshold yaitu dapat mengurangi noise ketika pemrosesan data dan hanya memproses data yangberada dalam limit. Pemilihan limit dari treshold disesuaikandengan tujuan pemrosesan data sehingga output dari data yangdiproses sesuai yang diinginkan.Pada dasarnya ambang sinyal diterapkan untuk menghapussuara atau sinyal yang tidak diinginkan dari sinyal yangdihasilkan oleh echosounder, baik itu kebisingan yang berasaldari listrik di peralatan, akustik gaung atau gema gabungan darinon target spescies plankton misalnya dalam kasus survei ikan.Apapun sumber, mengaburkan suara gema yang lebih kecildengan ukuran keinginan. Ketika sebuah sinyal threshold diterapkan, setiap gema lebih kecil daripada ambang batas jugadiabaikan. Bias tergantung pada rasio amplitudo sinyal dan noise (SNR) (McLennan dan Simmonds, 1992).

2.1. Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan di Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus, Sumtera Barat pada hari Sabtu 7 Mei 2011.
2.2. Bahan dan Alat
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah lembaran kuisioner dan langsung melakukan wawancara terhadap nelayan dan mengamati alat-alat.
2.3 Metode Praktikum
Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah pengamatan secara langsung di lapangan dan di lakukan pengolahan data.
2.4 Prosedur Praktikum
Mencari informasi dari nelayan tentang yang berhubungan dengan Akustik Kelutan dan mengamati langsung alat-alat akustik itu sendiri.





3.1 Hasil
Pada praktikum yang dilaksanakan di PPS Bungus kami mewawancarai nelayan dengan Taqqiudin. Nelayan ini menggunakan alat tangkap Bagan, menggunakan kapal dengan ukuran panjang 18 m, lebar 5 m dan tinggi 7 m. Kapal yang digunakan ini menggunakan instrument akustik dengan merek Garmin, dibeli pada tahun 2003 yang disarankan oleh kapten.
Keterangan dari nelayan tersebut alat akustik/fish finder ini berfungsi sebagai alat untuk menentukan kedalaman posisi ikan, menentukan banyak tidaknya ikan, menentukan kedalaman perairan, untuk menentukan koordinat posisi kapal, dan untuk menentukan dimana posisi daerah penangkapan transtucer dipasang dabagian bawah kapal yang tercelup air. Menurut nelayan yang kami wawancarai penggunaan fish finder ini dapat meningkatkan hasil tangkapan hingga 3x lipat bila dibandingkan tidak menggunakan fish finder. Dalam satu malam penurunan alat tangkap dilakukan sebanyak 2 kali, dengan daerah operasi penangkapan sejauh 70 mil laut dari pelabuhan.
Praktek penggunaan fish finder dengan disekitar pelabuhan :
No.
|
Posisi Koordinat (GPS)
|
Kedalaman Perairan (m)
|
1
|
01001’47,6’’
|
Kedalaman : 2,5 m, Suhu : 28,30
|
2
|
01001’47,6’’
|
Kedalaman : 3 m, Suhu : 28,60
|
3
|
01001’47,5’’
|
Kedalaman : 2,5 m, Suhu : 28,90
|
4
|
01001’47,5’’
|
Kedalaman : 2,7 m, Suhu : 290
|
5
|
01001’47,4’’
|
Kedalaman : 2,2 m, Suhu : 290
|
6
|
01001’47,3’’
|
Kedalaman : 3,4 m, Suhu : 290
|
7
|
01001’47,2’’
|
Kedalaman : 4,4 m, Suhu : 290
|
8
|
01001’47,2’’
|
Kedalaman : 3,4 m, Suhu : 290
|
9
|
01001’47,1’’
|
Kedalaman : 3,6 m, Suhu : 290
|
10
|
01001’47,0’’
|
Kedalaman : 3,0 m, Suhu : 290
|
3.2 Pembahasan
Fish finder dan sonar adalah alat akustik untuk membantu menemukan ikan. Pertimbangan dalam memutuskan pemakaian peralatan akustik antara lain:
a. tidak membutuhkan banyak waktu dalam mencari dapen ikan
b. ikan banyak tertangkap
c. kedalaman perairan dapat langsung diketahui
d. bahaya-bahaya bawah air dapat segera diketahui
e. setting dan alat tangkap dapat dilakukan dengan baik
f. dapen ikan baru mudah ditemukan
Keunggulan metoda akustik adalah:
a. berkecepatan tinggi sehingga sering disebutquick assement methods
b. estimasi stok ikan secara langsung
c.memungkinkan memperoleh dan memproses data secara real time
d. akurasi dan ketepatan tinggi
e. tidak berbahaya dan merusak
f. bisa digunakan jika dengan metoda lain tidak bisa dilakukan
Ruang lingkup metoda akustik adalah:
a. pada survei sumberdaya hayati laut
b. pada budidaya perairan
c. studi tingkah laku ikan dan organisme laut lainnya
d. pada penangkapan ikan
Komponen utama fish finder adalah:
a.transmitter, menghasilkan pulsa listrik yang berfrekuensi dan berlebar tertentu tergantung dari desain transducer
b.transducer, berfungsi untuk mengubah energi listrik menjadi energi suara ketika suara akan dipancarkan.
c.receiver, energi listrik yang lemah yang dihasilkan oleh transducer harus diperkuat beberapa ribu kali sebelum diteruskan kerecorder. Berfungsi untuk menguatkan echo sinyal.
d. display atau recorder, berrfungsi melakukan fungsi koordinasi dengan komponen time base. Recorder mengukur selang waktu antara transmisi pulsa dan penerimaan echo.
e.time base, adalah komponen yang menghasilkan frekuensi, durasi untuk memicu tranducer. Berfungsi untuk menghasilkan clock dimana memungkinkan diperoleh akurasi dari pengukuran kedalaman dan mengontrol pulse repetition rate saat transmisi dibuat.
Fishfinder merupakan alat untuk melacak keberadaan ikan di laut, danau maupun sungai. Fishfinder dilengkapi dengan tranducher yang dipasang dibawah kapal, alat inilah yang akan mengirim signal ke dasar laut sehingga bisa dideteksi berapa kedalaman, keberadaan ikan, topografi bawah laut dan kita bisa melihatnya dari monitor yang dipasang di kapal kita. Alat ini sangat cocok untuk nelayan, hoby mancing dan lain-lain.
Fungsi fishfinder pada umumnya adalah untuk :
1.Melihat kontur dasar laut
2.Menentukan kekerasan dasar laut, lumpur, pasir, atau karang
3.Menemukan gerombolan ikan
Fungsi Echosounder :
mengukur kedalaman air dengan mengirimkan tekanan gelombang dari permukaan ke dasar air dan dicatat waktunya sampai echo kembali dari dasar air.
Adapun kegunaan dasar dari echosounder yaitu menentukan kedalaman suatu perairan dengan mengirimkan tekanan gelombang dari permukaan ke dasar air dan dicatat waktunya sampai echo kembali dari dasar air. Data tampilan juga dapat dikombinasikan dengan koordinat global berdasarkan sinyal dari satelit GPS yang ada dengan memasang antena GPS (jika fitur GPS pada echosounder ada).
Alat berbentuk monitor yang digunakan untuk mencari lokasi ikan. Depth sounder ini terdiri dari tranducer yang berfungsi sebagai sensor dan monitor yang berguna untuk menampilkan hasil gambar. Transducer ini terletak dibawah kapal, baik ditengah-tengah maupun dibelakang, dan berfungsi untuk mengirimkan signal-signal senensor ke bawah laut. Signal-signal tersebut akan memantul kembali setelah mencapai dasar dan kemudian signal tersebut akan kembali ditangkap oleh transducer utuk seterusnya di interpretasikan di komputer. Berdasarkan jarak jelajah signal dari transducer, maka komputer dapat mengetahui jarak kedalaman, jenis struktur dasar dan benda-benda yang melayang ditengah-tengah (ikan, dsb). Beberapa buah depth sounder atau fish finder yang cukup populer adalah JRC, Humminbird, Eagle, dsb.
IV. KESIMPULAN
Alat Akustik pada umumnya berfungsi untuk mendeteksi keberadaan gerombolan atau individu ikan yang berada disuatu periran, namun dapat juga digunakan untuk mengukur kedalaman suatu perairan. Beberapa keunggulan menggunakan metode Akustik ini adalah :
a. berkecepatan tinggi sehingga sering disebutquick assement methods
b. estimasi stok ikan secara langsung
c.memungkinkan memperoleh dan memproses data secara real time
d. akurasi dan ketepatan tinggi
e. tidak berbahaya dan merusak
f. bisa digunakan jika dengan metoda lain tidak bisa dilakukan
DAFTAR PUSTAKA
Burczynski, JJ. 1982.Introduction to the Use of Sonar System for estimating Fish Biomass. FAO. Fisheries Technical Paper No.191 Revision 1
FAO.Fisheries Technical Paper. Roma.Kloser, R. J., Bax, N. J., Ryan, T., Williams, A. dan Baker, B. A.(2001). Remote sensing of seabed types in the AustralianSouth East Fishery – development and application of normalincident acoustic techniques and associated ground truthing.
Johannesson dan Mitson,1983. Canstationary bottom split-beam hydroacoustics be used tomeasure fish swimming speed in situ?.
Fisheries Research(45): 31-41p.
MacLennan dan Simmonds, 1992. Gradistat: A Grain SizeDistribution and Statistics Package for The Analysis of Unconsolidated Sediments.Royal Holloway University of London.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar